Minggu, 12 Februari 2017

PRODUCT KNOWLEDGE

(dr. Muhammad Ali Toha Assegaf)
dr. Muhammad Ali Toha Assegaf


Untuk membantu para penterapi memberikan pengobatan herbal secara mudah, saya merekomendasikan penggunaan obat-obat dibawah ini bagi para pasien sesuai tujuan peruntukannya . Namun saya tidak menjamin kesembuhannya karena tidak ada kesembuhan kecuali atas izin Allah.
  

Sebelum kita membahas obat herbal, perlu diketahui bahwa proses pembuatan obat herbal sebenarnya tidak mudah dan memiliki cara-cara tertentu agar kita mendapatkan khasiat yang diharapkan, demikian pula campuran obat tidak bisa dilakukan sembarangan karena zat aktif yang satu bisa bereaksi dengan yang lain yang kadang-kadang merusak manfaat masing-masing. Proses pembuatan obat herbal harus dilakukan dibawah pengawasan orang yang menguasai ilmu meracik tersebut. Pengobatan menggunakan bahan herbal juga berlangsung lebih lambat dari pada menggunakan obat kimia, terutama bagi mereka yang biasa minum obat kimia, namun berbeda dengan obat kimia, manfaat obat herbal secara langsung bersifat konstruktif/memperbaiki. Saat ini di AS penggunaan obat herbal dalam pengobatan telah melampaui jumlah obat kimia. Seperti rokok yang di AS kurang digemari dan menyerbu dunia ketiga, demikian pula halnya Obat kimia yang di Negara-negara maju mulai ditinggalkan, di Indonesia masih menjadi cara pengobatan yang utama . Di Malaysia, jika kita ke apotik mereka akan menawarkan obat herbal terlebih dahulu kecuali jika kita menolak. Di Indonesia, penggunaan obat herbal lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan penyakit kronis atau yang memerlukan kombinasi antara obat kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat. Hal ini karena riset ilmiah yang mendukung masih belum banyak, disamping masyarakat belum menyadari potensi negeri kita yang luar biasa dan sering kali dicuri Negara lain . Belakangan kesadaran ini Alhamdulillah makin meningkat dan patut kita dorong terus. Orang yang berpindah dari kebiasaan minum obat kimia ke obat herbal hendaknya melakukannya secara bertahap. Pada awal migrasi tersebut kelihatannya masih perlu didampingi obat kimia terutama pada kasus yang sulit disembuhkan atau penyakit dengan komplikasi. Jika migrasi ke obat herbal sudah berhasil maka biasanya pengobatan dengan obat kimia hampir-hampir tidak diperlukan lagi, sehingga berobat menjadi lebih mudah dan murah, dengan hasil yang cepat dan dengan efek samping yang hampir tidak ada.

Perlu disadari juga bahwa kebanyakan obat herbal murni memiliki khasiat yang banyak, sehingga sering memberi kesan bahwa obat herbal menjanjikan terlalu berlebihan, seolah-olah bisa menyembuhkan semua penyakit . Beberapa kolega dokter secara sinis berkelakar bahwa ’khasiat obat herbal adalah tergantung niat waktu meminumnya, jika niatnya untuk menyembuhkan sakit kepala sembuhlah sakit kepalanya, jika obat yang sama diniatkan untuk menyembuhkan kanker, maka sembuhlah kankernya’. Pandangan ini adalah karena mereka sering mendengar atau membaca tulisan praktisi herbal yang terlalu yakin dengan khasiat obatnya sehingga berlebihan dalam menjanjikan kesembuhan . Untuk memperbaiki citra itu maka saya selalu berusaha menjaga agar bersikap realistis dalam menjanjikan khasiat obat. Semua indikasi yang saya sebutkan dibawah ini adalah rasional dan insya Allah bisa dipertanggung jawabkan. Memang obat herbal alami sebagai ciptaan Allah memiliki keunggulan diantaranya adalah multi manfaat, ini tentu berbeda dengan ciptaan manusia seperti obat-obat sintetis.

Jika kita membahas zat-zat aktif yang terdapat pada obat herbal maka kita akan menemukan ribuan macam bahan bermanfaat didalamnya . Satu obat herbal saja ada yang mengandung 47 macam bahan aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, namun tentunya kita dapat meyakini manfaat itu jika kita memahami proses terjadinya penyakit, khasiat obat dan kecukupan dosis bahan aktif yang ingin diambil manfaatnya. Obat herbal mulai dimanfaatkan manusia sejak zaman Nabi Sulaiman a.s. dimana setiap selesai melaksanakan ibadah kepada Allah selalu datang kepada beliau tanaman-tanaman silih berganti memperkenalkan diri dengan menyebutkan khasiat mereka masing-masing, sebagaimana kita ketahui Nabi Sulaiman diberikan kemampuan memahami bahasa mahluk-mahluk lain, kemudian beliau a.s. mencatat dan membukukannya.