dr. Muhammad Ali Toha Assegaf |
Untuk membantu para penterapi memberikan pengobatan
herbal secara mudah, saya merekomendasikan penggunaan obat-obat dibawah ini
bagi para pasien sesuai tujuan peruntukannya . Namun saya tidak menjamin
kesembuhannya karena tidak ada kesembuhan kecuali atas izin Allah.
Sebelum kita membahas obat herbal, perlu
diketahui bahwa proses pembuatan obat herbal sebenarnya tidak mudah dan
memiliki cara-cara tertentu agar kita mendapatkan khasiat yang diharapkan,
demikian pula campuran obat tidak bisa dilakukan sembarangan karena zat aktif
yang satu bisa bereaksi dengan yang lain yang kadang-kadang merusak manfaat
masing-masing. Proses pembuatan obat herbal harus dilakukan dibawah pengawasan
orang yang menguasai ilmu meracik tersebut. Pengobatan menggunakan bahan
herbal juga berlangsung lebih lambat dari pada menggunakan obat kimia, terutama
bagi mereka yang biasa minum obat kimia, namun berbeda dengan obat kimia,
manfaat obat herbal secara langsung bersifat konstruktif/memperbaiki. Saat ini
di AS penggunaan obat herbal dalam pengobatan telah melampaui jumlah obat kimia. Seperti rokok yang di AS kurang digemari dan menyerbu dunia ketiga, demikian
pula halnya Obat kimia yang di Negara-negara maju mulai ditinggalkan, di
Indonesia masih menjadi cara pengobatan yang utama . Di Malaysia, jika kita ke apotik mereka
akan menawarkan obat herbal terlebih dahulu kecuali jika kita menolak. Di
Indonesia, penggunaan obat herbal lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan
dan pengobatan penyakit kronis atau yang memerlukan kombinasi antara obat
kimiawi dengan obat dari tumbuhan berkhasiat. Hal ini karena riset ilmiah yang
mendukung masih belum banyak, disamping masyarakat belum menyadari potensi
negeri kita yang luar biasa dan sering kali dicuri Negara lain . Belakangan kesadaran ini Alhamdulillah makin meningkat dan patut kita dorong terus. Orang
yang berpindah dari kebiasaan minum obat kimia ke obat herbal hendaknya
melakukannya secara bertahap. Pada awal migrasi tersebut kelihatannya masih
perlu didampingi obat kimia terutama pada kasus yang sulit disembuhkan atau
penyakit dengan komplikasi. Jika migrasi ke obat herbal sudah berhasil maka
biasanya pengobatan dengan obat kimia hampir-hampir tidak diperlukan lagi,
sehingga berobat menjadi lebih mudah dan murah, dengan hasil yang cepat dan
dengan efek samping yang hampir tidak ada.
Perlu disadari
juga bahwa kebanyakan obat herbal murni memiliki khasiat yang banyak, sehingga
sering memberi kesan bahwa obat herbal menjanjikan terlalu berlebihan,
seolah-olah bisa menyembuhkan semua penyakit . Beberapa kolega dokter secara
sinis berkelakar bahwa ’khasiat obat
herbal adalah tergantung niat waktu meminumnya, jika niatnya untuk menyembuhkan
sakit kepala sembuhlah sakit kepalanya, jika obat yang sama diniatkan untuk
menyembuhkan kanker, maka sembuhlah kankernya’. Pandangan ini adalah
karena mereka sering mendengar atau membaca tulisan praktisi herbal yang
terlalu yakin dengan khasiat obatnya sehingga berlebihan dalam menjanjikan
kesembuhan . Untuk memperbaiki citra itu maka saya selalu berusaha menjaga agar
bersikap realistis dalam menjanjikan khasiat obat. Semua indikasi yang saya
sebutkan dibawah ini adalah rasional dan insya Allah bisa dipertanggung
jawabkan. Memang obat herbal alami sebagai ciptaan Allah memiliki keunggulan
diantaranya adalah multi manfaat, ini tentu berbeda dengan ciptaan manusia
seperti obat-obat sintetis.
Jika kita membahas zat-zat aktif yang terdapat
pada obat herbal maka kita akan menemukan ribuan macam bahan bermanfaat didalamnya
. Satu obat herbal saja ada yang mengandung 47 macam bahan aktif yang
bermanfaat bagi kesehatan, namun tentunya kita dapat meyakini manfaat itu jika
kita memahami proses terjadinya penyakit, khasiat obat dan kecukupan dosis
bahan aktif yang ingin diambil manfaatnya. Obat herbal mulai dimanfaatkan
manusia sejak zaman Nabi Sulaiman a.s. dimana setiap selesai melaksanakan
ibadah kepada Allah selalu datang kepada beliau tanaman-tanaman silih berganti
memperkenalkan diri dengan menyebutkan khasiat mereka masing-masing, sebagaimana
kita ketahui Nabi Sulaiman diberikan kemampuan memahami bahasa mahluk-mahluk
lain, kemudian beliau a.s. mencatat dan membukukannya.